About Us

My photo
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Konnichiwa Minna-san! Welcome to the Official Blog of Japan Club SMAN 1 Cikarang Utara which also known as Jaku. We serve to you our information, schedule, actifity, and also many thing about Japan. We hope you'll enjoy it!

visitors

Friday 21 December 2012

How do Japanese Spend Their 'Sugoi' December

Salut, mon ami~~#salahforum
Wokeh, selamat sore semuanya~#inibarumending
Kali ini admin yang bikin postingan pertama di blog ini kembek setelah hiatus berbulan bulan, masih di terima gak nih?
Readers: NGGAAAK!!!
Oyaudah, postingannya gak saya lanjut nih, biarin gak apdet, biarin sepffttt#dilakban

Baiklah, kebanyakan ngoceh nggak asik juga, akan lebih baik jika kita mulai saja.
Ada yang ingat sekarang bulan apa? hah bulan haji? kebanyakan nonton Tukang Haji Naik Bubur lu#plakk. Mon ami, seharusnya kalian ingat ini bulan Desember. Yang nonton 2012 pasti nggak akan lupa sama bulan ini. Yep, karena di bulan inilah film itu akan menjadi bahan troll di setiap meme*kasian* Dan bukan hanya soal film 2012, Suku Maya, Inca, Aztec atau apapun, bulan ini juga soal bagaimana kita akan menutup kisah kita di tahun ini dan mengawalinya lagi di tahun yang baru nanti. Otomatis, semua orang pasti berpikiran untuk membuat sesuatu yang spesial demi memaknai momen penutupan ini dong? Nah, begitu pula Nihonjin. Tapi tentunya nggak sama dengan apa yang kalian temui saban taun di Indonesia. Kalo bosen nonton kembang api di Ancol, liat artis dangdutan, dan kena macet lantas tak bisa pulang, boleh laah sesekali mengecap rasanya momen tutup taun di Jepang. Kalo punya budget lumayan sih, kalo nggak, mendingan kalian duduk manis aja depan laptop, dan membaca postingan ini. Dijamin suasana tahun baru di Jepang langsung menyeruak di sekeliling anda, dan tenang, di akhir post nanti, admin awesome ini akan memberikan beberapa rekomendasi keren terkait dengan acara-acara tutup tahun di Jepang~

GAK SABAR?

BANGET?

AMASA?#alaylumin

wokeh, inilah...

*jengjengjeng*
メリークリスマス & ハッピーニューイヤー 



First, Japanese Christmas

Waktu SD pasti sering ada soal gini kan*terutama kelas 5, kelas 6* 

"Agama yang dianut mayoritas orang Jepang adalah..."

Yep, dan jawabannya bukan Kristen atau Katolik, melainkan Shinto yakan? *yang gak tau SDnya lulusnya nyogok wkwk* Lantas mengapa momen Kurisumasu jadi sedemikian ramai di Jepang? Yah, sebenernya Kristiani di Jepang juga minor kok, justru mereka kebanyakan atheis. Pernah suatu ketika, Soipah-sensei cerita ke kita kalo orang Jepang itu ya memang demikian. Mereka atheis, banyak dari mereka yang lahir dengan tata cara Shinto, menikah a la Kristen di Gereja, dan meninggal lalu di kremasi di Kuil Buddha. Dengan demikian, bukan nggak ada orang Jepang yang taat, konsisten, dan konsekuen terhadap satu agama, ada kok, tapi ya itu tadi, minoritas. Adatnya orang Jepang sendiri, kalian udah sering denger kan? Mereka itu  ulet, disiplin, dan banget-banget workaholic. Mungkin ini yang jadi alasan mereka menduakan agama. Kalo pola pikir mereka pada dasarnya memang begitu, apa boleh dikata? Yang penting sebagai bangsa yang berkepribadian Pancasila, yang berketuhanan, yang punya Pancasila sebagai filter budaya asing, kita ambil dari mereka yang baik-baiknya aja. Kalo mereka yang atheis aja bisa sedemikian majunya, bayangkan segimana kita bakal mengungguli mereka coba kalo kita memang bisa jadi seulet dan sedisiplin mereka? :D



Jadi, Christmas itu sendiri ramai di Jepang kurang lebih hanya karena Westernisasi. Sebagaimana Indonesia yang terdoktrinisasi Korean Wave, mereka juga ada dalam konteks meniru tradisi Natal yang biasa dirayakan orang barat. Jadi para Nihonjin ini merayakan Natal bukan dalam konteks keagamaan, tapi lebih kepada konteks budayanya. Natal populer terutama di kalangan anak muda, sebagaimana tradisi barat lainnya semacam Valentine, Halloween, dan April Fools. Hal ini bisa dilihat dari seberapa banyak Anime dan Manga*terutama yang temanya daily life* yang menyelipkan satu dua episot spisial Natal di dalamnya. Idol Group dan Dorama-dorama biasanya juga memanfaatkan momen ini sebagai ajang promosi besar-besaran. Di malam Natalnya sendiri biasanya anak muda Jepang menghabiskan malam dengan menginap bersama, makan-makan, dan tuker kado. Mereka juga kerap pasang pohon Natal lengkap dengan aksesori-aksesori Natal lainnya karena mereka anggap kawaii. Tapi ada juga yang memanfaatkan momen ini dengan make-a-date, jalan-jalan sama Kanojo atau Koibito*assekk* mereka di kawasan Shibuya atau Akihabara*yangpastinyaramebanget*, atau naik bianglala di taman hiburan macam Odaiba Park. Ada juga yang karokean semaleman suntuk bareng tomodachi-nya, memburu diskon, atau tentunya main virtual date di kamar dan forever alone*adminbanggetz* wkwkwk

Soal Natal, itu nggak bisa dilepasin sama Manga atau Anime, yagaks? Siapa pula yang bisa menyangkal jikalau momen ini memang punya suasana yang cukup sentimentil. Beberapa anime yang punya scene Kurisumasu yang lumayan keren diantaranya adalah; Kamichama Karin, Kimi ni Todoke, Ao no Exorcist, Hetalia Axis Power*inisihkoplakbukankeren* dan masih banyak lagi~



Seperti yang tadi admin katakan, sebagaimana di Indonesia, di Jepang juga momen seperti ini dijadikan ajang promosi besar besaran para produsen dari berbagai sektor. Dari dunia hiburan, sektor mode, sampai kuliner. Jalanan yang sisinya dihias manis dengan lampu-lampu memancing setiap orang untuk keluar rumah dan melawan dinginnya udara demi menikmati suasana langka ini. Hal ini pun memancing para pengusaha kuliner dari yang kelas kakap sampe kelas udang rebon buat menggalakkan promosi di lapak mereka masing-masing, dan ini terjadi baik di resto papan atas maupun di kedai ramen kaki lima. Dan salah satu frenchise ternama dunia, KFC alias Kyoya Fried Chicken, maap, maksudnya Kentucky Fried Chicken juga mendulang emas di kesempatan ini. Unggas itu termasuk binatang langka di Jepang, jadi mulai tahun '70-an KFC mulai melihat ini sebagai sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Mereka banyak buka deh itu frenchise disini, dan sekarang karena unggas sudekat, orang Jepang sonde pernah terlambat lagi#plakk, maksudnya karena sekarang sudah ada KFC, jadi ayam itu sebuah list keren yang harus ada pas momen-momen spesial, termasuk ya... Natal ini.

Di Jepang juga ada Hoteisho, yakni Japanese Sinterklas. Yah sebenarnya Hoteisho ini hanya legenda seorang pria tua baik hati yang memanggul tas besar. Ada rumor juga bahwa si pria tua ini mempunyai mata di belakang kepalanya. Sama aja sih sebenernya kayak tahayul-tahayul khas Indonesia misal jangan main Maghrib-Maghrib tar diculik Kuntilanak gitu, padahal mah itu biar nggak pada keluar kalo udah malem, kan nggak baik keluar malem, udah dingin, banyak nyamuk, gelap, yagak? :D
Nah si Hoteisho ini juga sebenernya dikatakan punya mata di belakang kepalanya supaya dia bisa tau nih kelakuan anak-anak. Dia bisa tau mana anak yang baik dan nakal, sekalipun dia tidak sedang melihatnya. Jadi, hadiahnya nggak bakal salah sasaran dong~

Fuiihhh...*usapjidat*
Nah, jadi inilah dudes, intinya orang Jepang itu hobi ngoleksi budaya barat dan mengadopsinya bahkan sehingga mereka kemudian bisa benar-benar terasa 'Jepang Banget'*lirikKikuHonda*. Sama aja sih sebenarnya, di setiap negara juga demikian. Orang-orang di dalamnya selalu saja lebih tertarik dengan budaya orang daripada budaya sendiri, jadi gak cuma Indonesia aja yang begitu. Sesuai dengan ungkapan "Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau" sudah hukum alam sepertinya kalo yang asing itu lebih menarik, apalagi mengenai budaya barat yang emang jadi momok globalisasi. Salahnya orang Indonesia tuh terkadang apa, bukan sekedar tertarik lalu menyukai, tapi lantas jadi rasis dan merendahkan budaya bangsa sendiri lantaran berpikiran bahwa budaya negara lain lebih keren, parahnya nggak cuma soal budaya bahkan, yagak? Nah sebagai generasi bangsa kita nggak boleh gitu ya~

Berlanjut ke bahasan selanjutnya, TAHOEN BAROE



Second, Japanese New Year

*ekhem-ekhem*
Lain halnya dengan Natal yang cuma adopsian budaya barat, Tahun Baru bagi orang Jepang cenderung lebih populer dan lebih diprioritaskan juga tergolong acara adat yang sakral. Jepang sudah mengadopsi kalender surya sejak tahun 1873, dan berarti sejak itulah Jepang menganggap 1 Januari sebagai tahun baru mereka. Kata orang nih ya, jauh sama kota-kota besar di dunia yang lain Jepang itu bukan surga buat yang nyari suasana tahun baru yang meriah, penuh kembang api, dan ngak-ngek-ngokan terompet. Tahun baru di Jepang adalah soal keheiningan, sepi, omishoka (malam tahun baru) dan sifatnya sakral.

Di Jepang, Tahun baru sendiri disebutnya Oshogatsu. Dulu, ini digunakan untuk menyebut bulan pertama dalam setiap tahun, tapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama dalam satu tahun. Biasanya dalam tiga hari ini perkantoran, pusat perbelanjaan, dan sektor-sektor lain yang biasanya selalu sibuk tutup. Ada sih pusat perbelanjaan yang buka, tapi itu pasti bukan pas tanggal satunya, itupun mereka hanya membuka jam-jam pendek. Pada hari-hari Oshogatsu yang suasananya masih terasa sampai sekitar hari ke enam ini orang Jepang yang biasanya kalo jalan sama ngomong kayak gak napas, narik napas dalam-dalam. Mereka yang workaholic memilih untuk rehat sebentar, dan momentum ini dijadikan juga sebagai ajang untuk berkumpul bersama keluarga. Tau kan, kesibukan mereka tuh bikin waktu kumpul keluarga mereka jadi dikit banget. Bapak-bapak Jepang dalam anime aja biasanya digambarkan pulang malam, bahkan ketika anak-anaknya udah tidur. Tapi ada juga orang Jepang yang westernisasinya udah parah, mereka lebih milih jalan-jalan ke luar negeri daripada menikmati even di negaranya sendiri*apabolehdikatainimah*.

Di Indonesia kalo pas malem tahun baru, biasanya stasiun TV pada bikin acara buat menarik pemirsa sebanyak-banyaknya kan? Nah begitu pula di Jepang. Salah satunya yang paling familiar di telinga kita nih, NHK, punya acara Kouhaku Uta Gassen yang merupakan acara kompetisi lagu antar penyanyi terkenal yang dibagi atas kubu merah dan putih. Warga Jepangnya biasanya nonton ini sambil makan mi Soba khusus malam tahun baru yang namanya Toshikoshi Soba. Menjelang pukul 12 malam, Genta yang ada di kuil-kuil Buddha dibunyikan. Genta itu dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai simbol bahwa ada 108 nafsu jahat manusia yang harus dihalau, tradisi ini namanya Joya no Kane. 

Maka sampailah kita pada acara pokoknya, yep, inilah tanggal 1 Januari~
Pada tanggal satu Januari biasanya Nihonjin berbondong-bondong pergi ke kuil, baik yang Shinto maupun Buddha. Mereka mau melaksanakan Hatsu Moude yakni kunjungan pertama ke kuil, sebelum fajar. Nah ada budaya bahwa kalo mereka lihat matahari terbit pertama, dan mengucap doa pada saat itu, doa mereka akan terkabul. Admin tau soal ini dari novelnya Chyntia Kadohata yang judulnya 'Kira-Kira'. Disini ceritanya si tokoh utama itu sayang banget sama kakaknya, tapi kakaknya sakit keras, sakit limfoma kalo nggak salah. Nah orang tua mereka itu sibuk banget, mereka kerja hampir 24 jam di peternakan ayam. Oh, iya tentunya mereka ini keluarga imigran dari Jepang yang tinggal di Iowa, AS. Waktu tahun baru itu, Katy*tokohutama* berdua sama Lynn*kakaknya* yang sakit itu dirumah, pas malamnya dia kayak dinasihatin gitu sama kakaknya, dan pas paginya, karena Katy rindu tradisi Hatsu Moude yang biasanya dilakukan keluarganya*sebelum orang tuanyasibuk* akhirnya dia narik kursi sendirian ke tengah lapangan, dan nunggu matahari terbit. Kalo terbit, dia mau berdoa supaya kakaknya sembuh dan keluarganya bisa bahagia lagi, tapi Katy malah ketiduran dan nggak berhasil dengan Hatsu Moude-nya, dia bangun pas matahari udah tinggi, dibangunin sama ayahnya, dan ayahnya bilang ke Katy, bahwa Lynn udah meninggal.#Huwaaa*nangisbombay* Sedih banget itu cerita bro, kalian harus baca kalo mau ngerasain gimana sensasinya novel itu. Terhitung saya sudah dua kali baca ulang, dan saya nangis dua kali juga. Sayangnya itu bukan novel saya~~

Ada juga manga yang pernah mengangkat cerita tentang ini. Ada di majalah komik bulanan Nakayoshi, apa coba? Yep, Pink Innocent karyanya Kotori Momoyuki.

 
ada yang inget sama adegan ini?

XDD







#cukupfangirlingannyaoke?

Nah, soal santapan biasanya orang Jepang nyarap di tahun baru dengan Mochi atau kue dari beras ketan yang disajikan dalam sup yang disebut Ozoni. Buat makan siang atau malamnya ada hidangan khusus tahun baru yakni Omishoka atau Osechi Ryouri. Osechi Ryouri merupakan masakan campur warna warni yang terdiri dari udang, telur, rumput laut, rebung, ikan, dan mochi yang ditempatkan dalam sebuah wadah yang namanya juubako. Sedangkan Omishoka merupakan bermacam-macam masakan yang masing-masing memiliki filosofi tertentu semisal kuromame (kacang hitam yang jadi lambang kesehatan), kombu (rumput laut yakni lambang kebahagiaan), udang (panjang umur sampe bungkuk kayak udang), dsb. Abis makan Omishoka biasanya mereka makan bubur yang namanya Okayu no Hi. Ibu-ibu Jepang biasany kalo buat Omishoka dan kawan-kawan ini sekalian banyak. Tapi kalo maunya praktis, beli di supermarket juga ada, tapi jangan kaget kalo harganya puluhan ribu yen (jutaan rupiah). *weew*

Jepang juga punya tradisi semacam angpou pas Imlek atau salam tempel pas Lebaran, namanya Otoshi-dama. Biasanya yang jadi sasaran penerima adalah anak-anak, dan yang ngasih tentunya orang dewasa. Yang jadi anak-anak pastinya seneng dong, karena abis itu mereka bakalan tajir mendadak. Abis dapet Otoshidama biasanya mereka main layan-layang atau segepok kartu yang namanya nengajo yang diberikan oleh kerabat lewat pak pos di pagi hari. Mereka membacanya ketika berkumpul dengan keluarga sambil mengingat-ingat kebaikannya.

Buat Nihonjin yang kebetulan berdomisili di Tokyo, ada poin plus nih. Pada tanggal 2 Januari, biasanya mereka bisa berkunjung ke Imperial Palace yang ketika itu dibuka untuk umum. Poin plusnya lagi, setiap jam tertentu, kaisar bakalan menyapa rakyatnya dari balkon berkaca sambil dadah-dadah gitu deh. Sang kaisar juga bakalan menyampaikan sepatah dua patah kata ucapan selamat tahun baru buat rakyatnya. Sejenis sama Sholat Idul Fitri dan Idul Adha yang disiarkan langsung di berbagai stasiun TV di Indonesia, ketika Kaisar Jepang menyapa rakyatnya ini juga disiarkan di stasiun TV, jadi buat yang tinggal di Hokkaido, Shikoku, maupun Kyushuu, gak usah khawatir~

Last one, rekomendasi yang admin janjikan. Berikut adalah beberapa media hiburan yang bisa anda nikmati untuk empowering semangat liburan akhir tahun anda~

  • Novel Kira-Kira, Chyntya Kadohata
  • Lagu We Wish You Merry Christmas versi Allied Forces (Hetalia Axis Power)
  • Lagu Santa Clause is Coming to Town versi Axis Team (Hetalia Axis Power)
  • Kimi ni Todoke, baik anime, maupun dorama terserah~
  • Film Hachiko, rewatch juga lumayan, suasananya yang winter dan bernuansa Jepang sangat mendukung ><d
  • Mengenang kembali Kamichama Karin-chu
  • Ao no Exorcist, disini lumayan kental nuansa Natal-nya, si Yukio sama Rin kan ultahnya tanggal 28 Desember :D
  • Fanfiction? Cari aja deh sendiri di FFN, bejibun yang temanya soal Natal dan Tahun Baru, apa perlu admin promo karya admin nih? :3#plakkk


Demikianlah, reporter melaporkan langsung dari Tokyo, Jepang. Saya agen YWP dari divisi kebudayaan beserta segenap crew yang bertugas mengucapkan terimakasih dan


SELAMAT MENIKMATI AKHIR TAHUN ANDA~~


-admin-
[ユアン]


No comments:

Post a Comment